Daftar Nama-Nama Pahlawan Nasional Indonesia

Daftar Nama-Nama Pahlawan Nasional Indonesia

Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia. Gelar anumerta ini diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara".

Sebanyak 190 pria dan 16 wanita telah diangkat sebagai Pahlawan Nasional, yang paling terbaru adalah Ida Dewa Agung Jambe, Bataha Santiago, M Tabrani, Ratu Kalinyamat, Abdul Chalim dan Ahmad Hanafiah, pada tahun 2023. Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari seluruh wilayah di kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagian barat sampai Papua di bagian timur; Untuk kali pertama Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah memiliki Pahlawan Nasional pada tahun 2021, sementara Kalimantan Utara, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan sama sekali belum memiliki Pahlawan Nasional. Mereka berasal dari berbagai etnis, meliputi pribumi-Indonesia, peranakan Arab, Tionghoa, India, dan orang Eurasia. Mereka meliputi perdana menteri, gerilyawan, menteri-menteri pemerintahan, prajurit, bangsawan, jurnalis, tokoh keagamaan, pendidik dan seorang uskup.

Daftar isi artikel

Kriteria Pahlawan Nasional

Kementerian Sosial Indonesia memberikan tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh seorang individu, yakni:

  1. Warga Negara Indonesia yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya:

    • Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik / perjuangan dalam bidang lain mencapai / merebut / mempertahankan / mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
    • Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.
    • Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
  2. Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.
  3. Perjuangan yang dilakukan mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
  4. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.
  5. Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.
  6. Tidak menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangannya.
  7. Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangannya.

Pemilihan dijalankan dalam empat langkah dan harus mendapatkan persetujuan pada setiap tingkatan. Sebuah proposal dibuat oleh masyarakat di kota atau kabupaten kepada wali kota atau bupati, yang kemudian harus membuat permohonan kepada gubernur di provinsi tersebut. Gubernur kemudian membuat rekomendasi kepada Kementerian Sosial, yang kemudian diteruskan kepada Presiden, yang diwakili oleh Dewan Gelar; dewan tersebut terdiri dari dua akademisi, dua orang dari latar belakang militer, dan tiga orang yang sebelumnya telah menerima sebuah penghargaan atau gelar. Pada langkah terakhir, pemilihan dilakukan oleh Presiden, yang diwakili oleh Dewan, yang menganugerahi gelar tersebut pada sebuah upacara di ibu kota Indonesia Jakarta. Sejak 2000, upacara diselenggarakan setiap Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.

Kerangka undang-undang untuk gelar tersebut awalnya menggunakan nama Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang dibuat pada saat dikeluarkannya Dekret Presiden No. 241 Tahun 1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959 kepada politisi yang menjadi penulis bernama Abdul Muis, yang meninggal dunia pada bulan sebelumnya. Gelar ini digunakan saat pemerintahan Sukarno. Ketika Suharto berkuasa pada pertengahan 1960-an, gelar tersebut berganti nama menjadi Pahlawan Nasional. Gelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional juga dianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan pada tahun 1965 oleh Presiden Soekarno (dalam kapasitasnya sebagai Panglima Komando Operasi Tertinggi / KOTI) kepada sepuluh korban peristiwa Gerakan 30 September, sementara Sukarno dan mantan wakil presiden Mohammad Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peran mereka dalam membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.


Biografi Singkat 20 Pahlawan Nasional Indonesia

Daftar 20 Nama Pahlawan Nasional Indonesia
Daftar 20 Nama Pahlawan Nasional Indonesia

Sebelum merdeka dan berdaulat seperti sekarang, Indonesia memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Kenyamanan dan kesejahteraan yang kita rasakan sekarang sebagai warga negara tidaklah diberi cuma-cuma. Ada peran para pahlawan nasional di sana yang berjuang demi bangsa Indonesia melawan penjajahan dan ketidakadilan.

Bangsa kita dibesarkan oleh sejarah, itulah sebabnya sebagai generasi bangsa kita patut memaknai sejarah sebagai pelajaran hidup untuk lebih baik lagi. Dari peristiwa sejarah Indonesia, kita dapat belajar banyak hal dari para pahlawan nasional atas pengabdian dan keberaniannya berjuang untuk bangsa Indonesia.

Dinobatkan sebagai pahlawan nasional tentu bukan hal sembarangan. Para pahlawan nasional tersebut pasti orang yang hebat dan memiliki andil besar terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia. Mengenal para pahlawan nasional berarti belajar memaknai sejarah dan menghormati jasa dan perjuangan mereka di masa lalu.

Hal tersebut memang seharusnya dilakukan oleh generasi bangsa sebagai warga negara yang baik karena masa depan bangsa ada di tangan kita. Bangsa yang luar biasa adalah mereka yang menghormati dan bisa belajar dari sejarah atau masa lalunya untuk maju. Berikut ini daftar para pahlawan nasional bangsa Indonesia yang perlu kalian ketahui agar bisa meneladani pengabdian mereka terhadap bangsa.

Agar jasa-jasa dan perjuangan mereka tidak terkubur oleh zaman, kita semua sebagai orangtua perlu mengenalkan nama-nama pahlawan nasional beserta kisah sejarahnya kepada anak-anak. Banyak dari cerita perjuangan mereka yang juga bisa diambil pelajarannya.

Berikut ini 20 nama pahlawan nasional yang perlu diketahui anak. Bagaimana kisah perjuangannya?


Ir. Soekarno

Pahlawan Nasional Ir. Soekarno

Soekarno atau Bung Karno merupakan presiden yang menjabat pertama kali di Indonesia. Beliau telah banyak memberikan sumbangsih dan termasuk salah satu orang yang berjasa bagi kemerdekaan bangsa Indonesia. Seperti dikutip dari Kumparan, pahlawan nasional satu ini sempat diasingkan beberapa kali oleh penjajah karena dianggap sebagai pemberontak. Namun, hal itu tidak membuatnya menyerah, justru ia semakin gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sampai saat Jepang --negara yang menduduki Indonesia saat itu-- diserang bom atom yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki, yang akhirnya membuat semua tentara Jepang di Indonesia pulang ke negaranya. Kondisi ini membuat Indonesia jadi kosong tanpa pemimpin. Di saat itulah para golongan muda mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Tanggal 17 Agustus 1945, akhirnya Soekarno melakukannya walau sedang demam karena terserang malaria.


Mohammad Hatta

Pahlawan Nasional Mohammad Hatta

Gelar pahlawan nasional juga pantas disematkan pada Mohammad Hatta. Sosok yang kerap disapa Bung Hatta ini selalu mendampingi Soekarno sejak masa penjajahan Belanda. Ia dikenal sebagai tokoh patriotisme yang sejak muda sudah terjun ke dunia politik. Bung Hatta juga bergabung menjadi anggota organisasi pergerakan nasional dan berjasa terhadap kemerdekaan bangsa ini.

Selain kegigihannya membela bangsa, hal lain yang patut kita jadikan teladan dan ajarkan pada anak-anak kita adalah kecintaannya pada buku. Sepanjang hidupnya, beliau telah mengoleksi sekitar 80.000 buku, mulai dari buku ilmiah sampai buku fiksi. Sama seperti Bung Karno, Bung Hatta juga menguasai banyak bahasa asing.


Ki Hadjar Dewantara

Pahlawan Nasional Ki Hadjar Dewantara

Bicara soal pendidikan Indonesia, tak afdal rasanya jika tidak menyebut nama bapak pendidikan kita Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih akrab dikenal Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah pahlawan nasional yang gigih memperjuangkan pendidikan rakyat Indonesia sekaligus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang pertama.

Saat masih masa penjajahan, pendidikan termasuk privilege yang hanya bisa dinikmati masyarakat Belanda dan kalangan elit saja. Melihat hal ini, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa agar kaum pribumi juga mendapat kesempatan mengenyam pendidikan. Karena jasa-jasanya di dunia pendidikan, tanggal kelahirannya dijadikan sebagai peringatan Hari Pendidikan Nasional (2 Mei).


Jenderal Sudirman

Pahlawan Nasional Jenderal Sudirman

Nama pahlawan nasional yang satu ini mungkin banyak ditemui sebagai nama jalan di kota-kota Indonesia. Ya, Jenderal Sudirman merupakan Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat atau TKR (sekarang TNI) yang sangat disegani sepanjang sejarah Indonesia. Beliau ikut dalam barisan pahlawan yang memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Karena kepintarannya dalam ilmu pelajaran maupun bernegosiasi, pangkatnya di TKR pun terus menanjak dari letnan, kolonel, jenderal, sampai jenderal besar.

Sudirman juga pernah bergabung dalam organisasi PETA (Pasukan Pembela Tanah Air) bentukan Jepang, yang bertugas menjaga keamanan negara Indonesia dari sekutu. Nama Sudirman semakin melambung berkat pertempuran Palagan Ambarawa. Ia dikenal dengan taktik gerilyanya saat perang melawan penjajah. Pertempuran itulah yang membuat Soekarno mengangkat Sudirman sebagai Panglima Besar, pemimpin tentara Indonesia.


Soetomo atau Bung Tomo

Pahlawan Nasional Soetomo atau Bung Tomo

Kebanyakan orang Surabaya pasti kenal sosok pahlawan Indonesia yang satu ini. Soetomo atau Bung Tomo, merupakan tokoh yang berperan besar dalam pertumpahan darah di Surabaya tanggal 10 November 1945 silam. Beliau lah yang membangkitkan semangat arek-arek Suroboyo untuk melawan kembali tentara NICA Belanda. Soetomo yang juga seorang jurnalis itu dikenal dengan semboyannya “merdeka atau mati”. Pertempuran besar di Surabaya yang melibatkan Bung Tomo itu kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Selain aksi heroiknya di atas, Bung Tomo juga merupakan tokoh pendiri Budi Utomo, organisasi pergerakan pertama di Indonesia.


Sutan Sjahrir

Pahlawan Nasional Sutan Sjahrir

Pahlawan nasional Indonesia bernama Sutan Sjahrir merupakan seorang revolusioner kemerdekaan Indonesia. Ia sangat berjasa mengorganisir kemerdekaan tahun 1945. Bersama Bung Karno dan Bung Hatta, ketiganya dikenal sebagai triumvirat (sebuah rezim politik yang didominasi oleh tiga orang penguasa). Sedikit berbeda dengan dua kawannya, Sutan Sjahrir lebih banyak berjuang “di balik layar”, seperti saat Jepang menduduki Indonesia, ia melakukan penyegelan pesawat radio.


Tan Malaka

Pahlawan Nasional Tan Malaka

Tan Malaka merupakan sosok pahlawan nasional yang kerap dilupakan. Ini karena Tan seringkali terlibat dalam pergerakan dan aktif mengikuti PKI. Bagi pemerintah Hindia Belanda, ia dianggap sebagai ancaman. Ia juga kerap mengikuti aksi protes buruh dan mengkritik KUHP kolonial. Hal ini membuatnya jadi buronan selama bertahun-tahun. Diketahui sepanjang hidupnya, Tan Malaka memiliki 23 identitas palsu. Selama berpindah dari satu tempat ke tempat lain, Tan Malaka aktif menulis buku. Karya-karyanya itulah yang menginspirasi tokoh-tokoh pergerakan nasional seperti Bung Karno, Bung Hatta, dan Sutan Sjahrir untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.


Mohammad Yamin

Pahlawan Nasional Mohammad Yamin

Mohammad Yamin dikenal sebagai pahlawan nasional yang terlibat dalam perumusan Sumpah Pemuda tahun 1928. Dalam teks bersejarah tersebut, ia meyakini bahwa bahasa bisa menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai pemuda asal Sumatera, Yamin juga aktif di organisasi kepemudaan bernama Jong Sumatranen Bond. Setelahnya, beliau terus mengemukakan gagasan tentang persatuan Indonesia dan tak hentinya meyakinkan kelompok-kelompok pemuda yang berbeda suku bangsa untuk bersatu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Meski begitu, Mohammad Yamin tetap tidak ingin para pemuda meninggalkan kekhasan daerahnya.

Pada masa pemerintahan Soekarno, hari di mana rumusan Sumpah Pemuda diucapkan yakni tanggal 28 Oktober 1928, ditetapkan menjadi peringatan Sumpah Pemuda yang masih ada hingga sekarang.


Adam Malik

Pahlawan Nasional Adam Malik

Adam Malik adalah sosok yang berada di balik pembentukan Kantor Berita Antara tahun 1937. Ia adalah tokoh jurnalis pergerakan nasional yang juga aktif berpolitik di Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo). Adam Malik juga merupakan orang yang terlibat dalam peristiwa penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Ia adalah satu di antara para pemuda yang mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan RI saat Jepang kalah dengan sekutu.


Agus Salim

Pahlawan Nasional Agus Salim

Agus Salim merupakan pahlawan nasional yang juga punya kiprah dalam sejarah pergerakan bangsa Indonesia. Ia adalah seorang pemimpin organisasi Islam terbesar di masa itu, yakni Serikat Islam. Pada masa perjuangan kemerdekaan, Agus Salim berperan dalam perumusan BPUPKI dan mempersiapkan UUD 1945. Ia yang juga seorang jurnalis itu juga sempat menjabat sebagai menteri di beberapa kabinet Indonesia. Agus Salim dikenal cerdik dan mendapat julukan The Great Old Man.


Abdul Haris Nasution

Pahlawan Nasional Abdul Haris Nasution

Abdul Haris Nasution atau A.H Nasution adalah tokoh penting yang berperan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Setelah proklamasi digaungkan, ia menjadi bagian dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan bergabung dalam Divisi Siliwangi sebagai perwira. A.H Nasution termasuk orang yang berperan besar menumpas pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948. Ia juga pernah hampir diculik saat peristiwa G30S/PKI, namun berhasil lolos. Pahlawan nasional ini juga sempat menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan.


Pangeran Diponegoro

Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro memang bukan sosok yang berkontribusi langsung pada kemerdekaan RI seperti halnya Soekarno, Bung Hatta, dan kawan-kawan. Namun, jasa-jasanya tetap membuatnya patut menyandang gelar pahlawan nasional. Pangeran Diponegoro menjadi sosok penting saat Perang Jawa (1825-1830), perang terbesar sepanjang sejarah kolonial Belanda. Walau berakhir dengan kemenangan Belanda, namun Pangeran Diponegoro dengan segala strateginya berhasil membuat Belanda kehilangan ribuan serdadu dalam perang tersebut.


Kapten Pattimura

Pahlawan Nasional Kapten Pattimura

Sama seperti Pangeran Diponegoro, Kapitan Pattimura juga termasuk pahlawan nasional yang berjuang membela negara saat penjajahan Belanda tahun 1800-an. Pattimura atau yang nama aslinya Thomas Matulessy ini bertugas sebagai panglima perang dalam perlawanan rakyat Maluku terhadap tentara VOC Belanda. Ia dikenal berwibawa. Di bawah kepemimpinannya, Pattimura berhasil menyatukan kerajaan Nusantara yaitu Ternate dan Tidore untuk menghadapi penjajah tahun 1817.


R.A Kartini

Pahlawan nasional R.A Kartini

Pahlawan nasional Indonesia juga tak melulu laki-laki. Salah satu pahlawan perempuan yang jasanya begitu besar bagi negara adalah Raden Ajeng Kartini. Semasa hidupnya, Kartini sangat gencar memperjuangkan kesetaraan dan hak kaum perempuan. Ia menganggap bahwa perempuan juga harus punya kesempatan yang sama dalam mengenyam pendidikan. Karena itulah, pada tahun 1912 ia membangun sekolah khusus perempuan yang diberi nama Yayasan Kartini. Kiprahnya dalam dunia pendidikan dinilai telah memelopori bangkitnya semangat para perempuan pribumi dalam belajar dan berkarya.

Semangatnya dalam memperjuangkan hak perempuan membuat hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April.


Dewi Sartika

Pahlawan Nasional Dewi Sartika

Sama seperti R.A Kartini, Dewi Sartika juga termasuk pahlawan nasional yang jasa-jasanya difokuskan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan. Meski merupakan keturunan bangsawan, ia tetap memerhatikan kondisi perempuan yang tidak bisa mengenyam pendidikan. Karena itu, Dewi Sartika mendirikan sekolah perempuan yang diberi nama Sakola Isteri. Ia juga kerap mengkritik kolotnya pandangan kaum feodal Sunda terhadap kaum perempuan.

Menurut sumber sejarah, Dewi Sartika menjadi sosok pertama yang menyinggung kesetaraan upah bagi pekerja perempuan. Ia mengkritik upah perempuan yang seringkali dibayar lebih rendah dibanding pekerja laki-laki. Tak hanya itu, ia juga pernah menyinggung masalah poligami.


Cut Nyak Dien

Pahlawan Nasional Cut Nyak Dien

Pahlawan nasional perempuan yang juga berjasa bagi bangsa adalah Cut Nyak Dien. Beliau jadi sosok perempuan yang turut serta berperang melawan Belanda dalam Perang Aceh yang terjadi dari tahun 1873 hingga 1904. Cut Nyak Dien tergerak untuk ikut berperang setelah suaminya meninggal dalam pertempuran melawan Belanda. Sejak saat itu ia bertekad untuk menghentikan penjajahan Belanda.

Tak hanya membantu berperang melawan penjajah, bergabungnya Cut Nyak Dien dalam Perang Aceh berhasil meningkatkan semangat perjuangan masyarakat Aceh melawan Belanda. Perjuangannya jadi inspirasi bagi banyak orang.


Martha Christina Tiahahu

Pahlawan Nasional Martha Christina Tiahahu

Pahlawan nasional wanita selanjutnya adalah Martha Christina Tiahahu atau yang juga sering disebut sebagai srikandi dari tanah Maluku. Di usia yang masih 17 tahun, Martha turut mendampingi ayahnya, Kapitan Paulus Tiahahu, berperang melawan Belanda di Pulau Saparua. Mereka ikut bersama pasukan yang dipimpin Kapten Pattimura. Saat itu, Martha menjadi satu dari segelintir perempuan yang terjun langsung dalam peperangan. Meski usianya masih muda, ia tetap tak gentar memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.


Cut Nyak Meutia

Pahlawan Nasional Cut Nyak Meutia

Cut Nyak Meutia merupakan pahlawan nasional yang berasal dari tanah Aceh. Ia termasuk sosok yang berani dan bertekad kuat melawan penjajah. Bersama pasukannya, Cut Nyak Meutia menghancurkan dan mengambil alih pos-pos kolonial sambil terus bergerak menuju Gayo melewati hutan belantara. Ia memang sering menggunakan taktik “menyerang dan mundur” serta memata-matai gerak-gerik lawan.

Sayangnya perjuangan beliau harus terhenti setelah ia dan pasukannya ditemukan Belanda di persembunyiannya di Paya Cicem. Ia sempat menolak dibawa Belanda untuk ditangkap sebelum akhirnya ditembak mati oleh prajurit kolonial.


Malahayati

Pahlawan Nasional Malahayati

Keumalahayati atau yang lebih akrab disebut Malahati merupakan perempuan pemberani asal Aceh. Ia dikenal gigih mengusir penjajah dari tanah Indonesia. Pada tahun 1599, ia memimpin 2.000 pasukan Inong Balee (janda-janda dari pahlawan yang telah gugur), untuk menyerbu kapal-kapal dan benteng Belanda. Bahkan di pertempuran itu, ia sempat berhasil mengalahkan Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal!


Andi Depu

Pahlawan Nasional Andi Depu

Pahlawan nasional wanita yang pemberani lainnya adalah Andi Depu. Namanya mungkin tidak setenar R.A Kartini atau Cut Nyak Dien. Namun, perjuangannya membela tanah air tak kalah gigihnya. Berkat kegigihannya, Andi Depu berhasil mempertahankan wilayahnya dari perebutan Belanda. Tak hanya itu, beliau juga berani mengibarkan bendera merah putih saat pasukan Jepang datang ke Mandar, daerah asalnya. Atas keberaniannya, ia dianugerahi Bintang Mahaputra Tingkat IV oleh Presiden Soekarno.


Itulah deretan pahlawan nasional yang turut berjuang dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Tanpa mereka, mungkin kita semua tidak bisa merasakan tinggal di negeri yang damai ini. Yuk, ceritakan kisah-kisah mereka kepada si kecil supaya bisa dijadikan teladan serta agar jasa-jasanya tak hanya sampai di buku sejarah saja.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Daftar Nama-Nama Pahlawan Nasional Indonesia, jangan lupa + IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Posting Komentar